Jepang Diharapkan Tingkatkan Investasi di Industri Baja

0
53
Share on Facebook
Tweet on Twitter
foto: Humas Kemenperin

Jakarta, www.geoenergi.co.id – Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Kepala BKPM Thomas Lembong dan Dirjen ILMATE Kemenperin I Gusti Putu Suryawirawan menghadiri acara Indonesia Steel Conference 2017 : Road to 10 MT Steel Cluster di Jakarta, Selasa (23/5).

Dalam kesempatan itu, Airlangga mengungkapkan Indonesia meminta Jepang untuk meningkatkan investasi di sektor Industri hulu baja, seperti produk crude steel, baik dalam bentuk lembaran maupun batangan. Sebab, bahan baku tersebut banyak dibutuhkan dalam proyek infrastruktur di dalam negeri dan menunjang sektor industri lainnya.

foto: Humas Kemenperin
foto: Humas Kemenperin

Selama tahun 2016, Jepang merupakan investor terbesar kedua di Indonesia dengan nilai mencapai USD5,4 miliar. Namun penanaman modal tersebut lebih banyak di sektor infrastruktur seperti pembangkit listrik dan alat transportasi massal. Dengan kemitraan Indonesia dan Jepang semakin kuat dalam membangun Industri Baja, diharapkan mengambil manfaat pasar regional yang sejalan dengan MEA.

Berdasarkan data Kemenperin sampai dengan tahun 2019, secara total negara ASEAN membutuhkan lebih USD1 triliun untuk membangun infrastruktur. Indonesia membutuhkan USD235 miliar untuk pembangunan infrastruktur dan perumahan, sehinga kebutuhan besi dan baja konstruksi meningkat 8,5 % per tahun.

Dalam upaya menambah investasi di sektor Industri Baja, Kemenperin mendorong program pengembangan klaster industri baja di Cilegon, Banten. Hal itu dilakukan agar dapat produksi 10 juta ton baja tahun 2025 dan dalam 5 tahun ke depan tersedia 4 juta ton baja stainless dari Morowali, Sulteng. (pam)

LEAVE A REPLY