SHARE
Facebook
Twitter
ILUSTRASI

Jakarta, www.geoenergi.co.id – Reed Panorama Exhibitions (RPE) kembali mempertegas eksistensinya dalam industri pertambangan dengan kembali menyelenggarakan pameran dua tahunan Mining and Engineering (M&E) Indonesia 2016 yang akan dilaksanakan pada tanggal 19-21 Oktober 2016 di Jakarta International Expo. Acara ini akan digelar bersamaan dengan Indonesia Transport Supply Chain & Logistics (ITSCL) 2016 dan diikuti lebih dari 90 perusahaan dari 10 negara. Selain pameran, M&E Indonesia 2016 juga akan menampilkan tiga sesi konferensi yang dikelola bersama dengan OZMINE, ASPINDO dan PERHAPI dengan tujuan menciptakan peluang bisnis bagi penyedia jasa lokal maupun internasional, mendemonstrasikan produk, teknologi, layanan terbaru serta membangun jaringan dengan profesional industri tambang dari Indonesia dan kawasan sekitarnya.

Indonesia masih menjadi pemain utama dalam industri pertambangan global dengan produksi batubara, tembaga, emas, timah dan nikel yang signifikan dan telah menjadi salah satu eksportir batubara termal terbesar di dunia. Kendati harga komoditas terperosok di 2012 dan 2013 serta dihadapkan kepada kondisi yang menantang, namun industri ini terus memberikan keuntungan bagi Indonesia dalam berbagai hal. Pada 2015, industri tambang berkontribusi 4% pada total PDB dan 14% pada pendapatan ekspor. Dapat dikatakan kebutuhan domestik akan batubara meningkat sehingga pemerintah semakin agresif untuk membuat tenaga batubara menjadi bagian dari program penyediaan aliran listrik 35 GW.

konpers-mining-1-ok

Berdasarkan kondisi tersebut M&E Indonesia diharapkan menjadi katalis yang memberikan pandangan baru terhadap industri tambang dan sektor pendukungnya seiring dengan kemajuan industri. James Boey, General Manager Reed Panorama Exhibitions (RPE) mengatakan, “Acara ini berperan penting dalam menciptakan peluang yang berpotensi untuk pemain tambang, terutama di kawasan Asia Pasifik serta ASEAN. Meskipun lesu, Indonesia masih dipandang sebagai salah satu tujuan investasi tambang yang paling diminati di kawasan ini. Kami berharap dapat mendukung industri ini dengan menciptakan peluang bisnis di pameran tersebut.” Tahun ini, acara M&E Indonesia akan menampilkan dua segmen baru yakni industri energi serta alat berat.

Tahun ini, M&E Indonesia 2016 menggandeng tiga merek besar sebagai sponsor yakni DYNAVIS® oleh EVONIK Industries AG sebagai Gold Sponsor, Total Oil Indonesia dan AEL Indonesia sebagai Silver Sponsor. Para pelaku industri besar tetap berharap dan optimis bahwa industri tambang akan kembali pulih melalui usaha dan kerjasama dari semua pihak.

Carlos Vernet, Marketing Manager, DYNAVIS® – Asia Pacific, Evonik Industries AG mengatakan, “Sektor tambang menghadapi tantangan di 2016 seiring dengan harga komoditas yang kian terpuruk. Pelaku industri, kini mencari solusi operasional yang hemat. Teknologi DYNAVIS® telah terbukti menjadi salah satu solusinya,dengan menawarkan indeks ukuran kekentalan (viscosity index) dan stabilitas pergeseran (shear stability) pada cairan hidrolik yang menghasilkan penghematan yang signifikan. Kami melihat M&E Indonesia 2016 sebagai ajang yang tepat untuk memperkenalkan DYNAVIS® ke pasar Indonesia.”

Kym Hewett, Menteri Komersial & Komisaris Perdagangan Senior untuk Australian Trade and Investment Commission (Austrade) di Jakarta, mengatakan, “M&E Indonesia 2016 dan Ozmine adalah platform utama untuk METS Australia dan perusahaan tambang untuk menumbuhkan bisnis mereka dengan menggali peluang, mencari informasi tentang pasar Indonesia serta mendemonstrasikan produk dan layanan yang beragam di perusahaan Indonesia dan wilayah ASEAN.” Austrade telah menyelenggarakan konferensi Ozmine yang didukung oleh asosiasi penting di industri diantaranya AusIMM, Austmine, Djakarta Mining Club, ICMA, Coal Club Indonesia, IMA dan ASPINDO. Konferensi ini menampilkan sosok pemimpin dari berbagai wilayah. Selain itu, M&E Indonesia 2016 akan menghadirkan sesi ‘business matching’ untuk mengidentifikasi peluang bisnis bagi perusahaan internasional dengan pebisnis di Indonesia.

Selain itu RPE juga berkolaborasi dengan ASPINDO untuk menyelenggarakan pertemuan CEO bertema “Learn from experience: Achieving Safety & Environmental Management Award” guna membahas dan berbagi ilmu mengenai praktek kemanan dan pengelolaan lingkungan yang baik. Ketua Asosiasi Jasa Pertambangan Indonesia (ASPINDO), Tjahyono Imawan mengatakan, “Ajang ini merupakan kesempatan untuk bertemu dan bekerjasama untuk mencapai tujuan yakni menciptakan trend industri yang terus berkembang namun tetap menerapkan praktek pengelolaan lingkungan yang baik dan aman.”

Tino Ardyanto, Ketua PERHAPI berkomentar, “M&E Indonesia adalah acara yang wajib dihadiri oleh perusahaan, organisasi dan mereka yang tertarik melakukan bisnis di Indonesia.” Terkait pentingnya kepatuhan peraturan dalam industri tambang, Perhimpunan Ahli Tambang Indonesia (PERHAPI) akan mengadakan konferensi bertajuk “Mining Added Value Policies And Strategies: Gone Today, Here Tomorrow“ bertujuan untuk mengajak pemangku kepentingan mengekspresikan pemikiran serta wawasan untuk memperbaiki peraturan, strategi, kebijakan dan dampaknya pada masa depan industri. Hasilnya adalah memformulasikan sebuah solusi alternatif untuk menciptakan keuntungan kompetitif bagi industri tambang Indonesia. (Pam)

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY