Operasi TMC untuk Bebaskan Riau dari Asap

Operasi TMC untuk Bebaskan Riau dari Asap

96
0
SHARE
Facebook
Twitter
foto: istimewa

jakarta, www.geoenergi.co.id – “Di jalan Thamrin hujan deras tapi di jalan Dr Satrio tidak”. Mengapa fenomena itu dapat terjadi? Menurut forecaster BMKG, Muhammad Hakiki, kejadian tersebut dinamakan hujan konvektif atau disebut hujan lokal.

“Hujan lokal banyak dipengaruhi oleh kondisi sekitar, misalnya angin dan radiasi matahari. Jadi tidak heran apabila di dua tempat yang tidak terlalu jauh jaraknya, tetapi satu tempat ada hujan sedangkan ditempat lain kering. Cuaca di Indonesia memang unik. BMKG sesuai tupoksinya, memberikan informasi mengenai cuaca kepada BPPT yang saat ini sedang melakukan operasi hujan buatan untuk mencegah karhutla di Propinsi Riau,” terangnya beberapa waktu lalu.

Keunikan cuaca di Indonesia, tambah Hakiki, dipengaruhi oleh tiga faktor; faktor global, faktor regional dan faktor lokal. Faktor global biasa dikenal dengan kejadian El Nino dan La Nina, sedangkan faktor regional ditandai adanya Cyclon Tropis. Sementara faktor lokal tergantung kondisi setempat.

“Apabila faktor global dan regional sangat kuat, maka bisa dipastikan faktor lokal akan kalah. Yang harus dipahami dan disosialisasikan ke masyarakat adalah bahwa cuaca bisa sangat dinamis. Bulan April sampai September, belum tentu kemarau. Dan bulan Oktober sampai bulan Mei belum tentu hujan,” jelas Hakiki.

Sementara itu Kepala Balai Besar TMC BPPT, Tri Handoko Seto, mengatakan bahwa BPPT bekerjasama dengan BMKG dengan memanfaatkan radar cuaca Stasiun Meteorologi Pekanbaru. Hasilnya akan dianalisis dan dijadikan masukan guna menentukan strategi pelaksanaan penyemaian awan setiap harinya.

“TMC adalah bentuk intervensi manusia pada sistem awan untuk mengkondisikan cuaca agar berperilaku lebih mengarah sesuai keinginan, misal meningkatkan intensitas curah hujan atau mempercepat proses hujan di suatu tempat,” jelas Seto.

Seto menambahkan, TMC sangat efektif dalam memadamkan api atau membasahi lahan. Dalam sekali kegiatan TMC bisa menurunkan jutaan kubik air. “Kami bisa berupaya menurunkan hujan dalam jumlah yang sangat besar dan lama. Tapi kami tidak bisa 100 persen memastikan hujan tersebut turun dimana. Itu kuasa Tuhan. Beda dengan waterbombing yang bisa tepat sasaran, namun kekurangannya air yang dibawa terbatas. Dengan kekurangan dan kelebihan tersebut, bersama Satgas Siaga Darurat Karlahut Propinsi Riau, kami saling mengisi agar target Riau bebas asap di 2016 ini tercapai,” pungkas Seto.

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY